Sianida. Itu adalah satu kata yang cukup menggetarkan saya ketika memasak singkong, apakah umbinya atau daunnya. Ini berawal dari panen singkong di rumah. Karena sudah tidak sabar ingin makan singkong kukus, saya segera mengolah singkong hasil panen deangn mengukusnya di dalam panci presto. Dengan panci presto, waktu mengukus menjadi lebih singkat dan singkong akan lebih cepat disantap. Tapi ternyata singkong kukus yang nikmat ini membawa bencana di rumah. Karena tidak lama setelah itu seluruh anggota keluarga yang makan singkong berangsur angsur ke kamar mandi dan muntah. Akhirnya semua terbaring di kamar dan terpaksa meminum obat penawar racun (norit).... Setelah itu saya lebih berhati hati ketika mengolah bahan makanan dari singkong.
Daun dan umbi singkong keduanya mengandung sianida. Itu mungkin sebabnya pada daun singkong tidak ada hama daun seperti belalang dan ulat. tapi sianida ini bisa dihilankan denagn beberapa cara antara lain:
- Mendiamkan dulu daun atau umbi yang baru dipanen minimal satu malam (http://mediskus.com/penyakit/keracunan-singkong.html)
- Merebus daun atau umbi dalam waktu yang cukup lama
- Potong daun singkong, remas remas, tunggu hingga 10 menit baru diolah. Rebus dengan garam minyak dan bumbu dalam waktu yang lama http://sinarharapan.co/sehat/read/1868/cara-menghilangkan-racun-daun-singkong.html
- Untuk singkong parut, peraslah singkong parut, endapkan dan buanglah cairan yang terdapat pada singkong, ganti dengan air biasa. Rasa pahit berasal dari cairan sianida yang terdapat dalam singkong parut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar