Sabtu, 19 Juli 2014

Eksperimen Membuat Awug Beras Agar Harum Empuk dan Enak


Awug beras yang terkenal ada di Bandung yang terkenal denagn nama Awug Cibeunying. Awug beras ini sekarang sudah memiliki banyak gerai dan tidak hanya dapat dinikmati di Cibeunying. Awug ini lebih sedap jika dimakan hangat hangat karena aroma wangi beras pandan dan gula lebih terasa. Jika sudah dingin, awug tetap nikmat dimakan dan masih terasa empuk. 

 

Di bawah ini adalah tulisan hasil eksperimen beberapa kali membuat awug beras sendiri.

Kegagalan Membuat Awug Beras


Awal awal memasak awug beras tidak terlalu berhasil seperti:
  • Tepung berasnya kurang matang dan keras, apalagi ketika sudah dingin... hampir hampir tak bisa dimakan...Hal ini diduga karena beras belum matang. Itu sebabnya pada proses pembuatan awug beras, tepung harus dikukus terlebih dahulu.
  • Berasnya terlalu mekar dan empuk, jadi rasa gurih di beras kurang, rasa awug tidak kenyal gurih dan lembut, tapi cenderung seperti bubur sum sum. Kalau pada kasusu ini sepertinya awug terlalu banyak air.
  • Rasa gurih di beras hilang, jadi cuma terasa gula dan butir butir tepung saja. Diduga karena beras terlalu lama direndam.

Beberapa Tips Setelah  Beberapa Kegagalan


Dari beberapa kegagalan tersebut saya mencoba memperbaiki proses pembuatan dan melihat lhat resep yang ada di google. Beberapa yang dapat saya simpulkan adalah:
  • Lebih baik membuat sendiri tepung beras dari beras yang masih baru, pulen dan harum. Ini sangat menentukan rasa dan aroma awug ketika sudah matang. Hal ini juga dinyatakan oleh kang Asep, pemilik gerai Awug Beras Cibeunying yang hanya menggunakan beras pandan wangi. Kalau menggunakan beras yang pera, awug yang dihasilkan akan terasa keras jika kurang air dan terlalu lunak jika kebanyakan air. Lebih lanjut memilih beras ada di sini.
  • Beras yang hendak digiling direndam air terlebih dahulu agar beras mudah hancur. Beras tidak perlu direndam terlalu lama (kurang lebih 6 jam cukup, atau kalau mau merendam lama, maksimum 12 jam). Jika beras direndam terlalu lama ada rasa yang hilang dari beras tersebut (terasa hambar). Beras dapat digiling ke tempat penggilingan tepung di pasar atau menggunakan gilingan kopi otomatis atau manual.
  • Setelah menjadi tepung, tepung beras harus dikukus kurang lebih 30 menit (dapat dilakukan dalam keadaan tepung masih lembab, tapi lebih baik jika sudah kering agar tidak lengket bergumpal). Setelah dikukus, tepung diangin angin agar kadar air menguap, dan didiamkan selama 1 hari. Tepung yang telah didiamkan 1 hari berubah menjadi tepung yang sangat lembut, ketika dikukus, tepung menjadi lunak sekali. Kalau tepung ini dipakai untuk kue lain seperti kue lapis beras, hasilnya akan menjadi bubur karena tepung sudah lembab dan empuk.
  • Setelah didiamkan selama 1 hari, tepung dicampur dengan air dan garam. Tidak ada takaran yang pasti karena kadar air yang dibutuhkan masing masing beras berbeda. Jadi disinilah dibutuhkan 'perasaan'. Kalau air kurang, awug menjadi cepat kering dan keras. Kalau terlalu banyak, awug menjadi mekar, dan rasa gurih berkurang (hampir seperti bubur sumsum yang agak keras). Jadi tepung harus lembab, tapi tidak sampai menempel di tangan ketika diaduk. Untuk menambah empuk, boleh dicampur dengan sedikit kelapa parut. Jika kelapa terlalu banyak, awug akan terlalu mekar, dan jika dimakan akan terasa serat kelapa yang kasar.
  • Tuang adonan tepung berselang seling dengan gula dan pandan. Jika memakai cetakan kerucut seperti membuat nasi tumpeng, lapisi dulu dengan daun pisang untuk memberi aroma yang lebih sedap.
     
  • Perhatikan cara melapis adonan. Yang perlu diperhatikan di sini adalah berapa ketebalan gula merah dan berapa tebal beras. Hal ini sangat berpengaruh pada rasa dan empuknya awug. Gula yang lembab membantu melunakkan tepung sehingga tepung di daerah gula lebih empuk. Jika jarak gula terlalu jauh, ada kemungkinan beras di antaranya lebih keras karena tidak mendapat kelembaban dari gula. Namun jika terlalu dekat, rasanya akan kemanisan. Silahkan membuat perkiraan sendiri.
     
  •  Kukus sampai adonan terasa matang. Pilih panci kukusan yang tepat. Panci yang paling tepat adalah panci aseupan karena pada panci ini adonan bisa diuapkan dari bawah ke atas dalam jumlah uap yang cukup banyak. Bisa juga menggunakan panci presto, waktu lebih cepat, namun kapasitas lebih terbatas dibanding panci aseupan.
     
  • Sajikan hangat agar bau harum dan aroma tidak hilang. Lengkapi dengan kelapa parut.


     

     Kalau ingin memodifikasi resep awug, bisa dilihat di sini.

3 komentar:

  1. Kenapa awug yang saya buat selalu cepat keras pada bagian kulit luarnya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Awug yang terbuat dari beras biasanya disajikan hangat, mengapa? karena kalau sudah dingin cenderung keras, namun kekerasan awug juga tergantung dari jenis berasnya, kalau berasnya pera, biasanya memang mudah keras.. ada kok solusinya, tepung berasnya dicampur dengan tepung ketan, lalu perbandingan tepung dan airnya tepat

      Hapus