Kenapa Harus Memberi MPASI
Pernahkah mengalami anak sulit makan setelah berhenti ASI? Anak yang sulit makan akan mengalami banyak masalah di kemudian hari seperti bahaya kurang gizi yang berakibat stunting. Tentu saja kita tidak ingin anak anak menjadi terbelakang dari pertumbuhan fisik dan juga otaknya. Bagaimanapun anak yang sehat kuat dan tumbuh dengan baik dapat membantu aktivitasnya di masa datang. Agar anak mau makan, kita perlu mengajarinya secara bertahap dan salah satunya dengan memberi MPASI (Makanan Pendamping ASI). Tahap anak belajar makan dimulai ketika pemberian MPASI kurang lebih usia 3 sampai 6 bulan. Untuk yang memberi ASI eksklusif, direkomendasikan oleh dokter untuk memulai MPASI usia 6 bulan. Dengan memberikan MPASI diharapkan anak mulai belajar mengunyah, merasakan
tekstur makanan dan perutnya sudah mulai belajar mencerna makanan.
Selain berpengaruh pada pertumbuhan, kesulitan menghabiskan MPASI ini
bisa berpengaruh pada gigi. Anak yang tidak mau makan berarti tidak mau
mengunyah makanannya dan ini dapat berpengaruh pada pertumbuhan rahang
dan giginya. Menurut dokter gigi spesialis anak, jika anak tidak
terbiasa mengunyah, pertumbuhan rahangnya cenderung tidak sempurna. Ini
bisa berakibat pada gigi yang terlihat penuh karena gigi yang besar
terletak pada rahang yang kecil. Gigi tersebut memaksa untuk mendesak
masuk dalam rahang yang sempit, akibatnya susunan gigi menjadi tidak
rata. Jika gigi tidak rata, anak akan sulit membersihkan gigi, banyak
kotoran menumpuk dan kembali menyebabkan anak jadi sulit makan. Selain
itu gigi yang tidak rata dan berdesakan bisa berpengaruh pada pengucapan
bunyi dan cara berbicara.
Tahap Memberi MPASI
Tahap memberi MPASI kadang berbeda pada tiap anak. Ada anak yang mudah mengkonsumsi makanan berserat, ada yang mudah makan segala aneka rasa dan bau makanan, tapi ada juga yang sulit. Lakukan pengamatan apakah ia sudah mampu menghabiskan MPASI dan mencerna dengan baik. Jika sudah berlangsung selama 1 bulan, kenalkan sedikit demi sedikit MPASI pada tahap selanjutnya. Jika belum bisa, teruskan MPASI pertama. Begitu juga pada tahap selanjutnya.
Usia 6- 8 bulan, anak mulai diberi MPASI tahap awal. Beberapa jenis makanan yang dianjurkan pada tahap awal antara lain:
tepung kacang hijau, tepung beras merah, gula aren, bayam, sedikit
wortel, sedikit buncis, pisang dan jeruk manis dan aneka kaldu. Untuk jeruk, berikan jeruk manis peras, dan tahap berikutnya berikan bagian dalam jeruk yang sudah bersih dari kulit.
|
Gambar dari: https://www.nutritiousmovement.com/orange-autopsy/ |
Yang belum direkomendasikan: madu, keju, kentang, dan sayuran berserat yang agak sulit dicerna seperti labu siam dan daun singkong, juga buah beraroma tajam, berserat atau bergetah seperti durian, nangka, sirsak, sawo pepaya, dan lain lain. Madu tidak dianjurkan karena belum bisa dicerna dengan baik oleh bayi,
begitu juga keju. Untuk sayuran berserat kasar atau bergetah perlu
dihindari untuk menjaga sistem pencernaan bayi yang belum sempurna tetap
bekerja dengan baik. Makanan bergetah atau makanan yang belum matang
kadang bisa menimbulkan sembelit.
Namun ini semua juga bergantung pada keadaan anak. Sekali lagi, jika ingin mencoba makanan baru, berikan sedikit demi sedikit dan lakukan pengamatan sejak ia menelan makanan sampai ia mengeluarkan makanan yang sudah dicerna.
Contoh MPASI pada tahap awal adalah bubur saring seperti kacang hijau dan tepung beras merah yang dihaluskan dan disaring. Bubur ini dapat diberi rasa asin dan manis dari gula aren, juga menambahkan susu formula sesuai usia ke dalam bubur. Jika ingin bubur asin, dapat ditambahkan sayuran yang lembut seperti bayam atau wortel. Kita juga bisa memberi buah seperti pisang yang dikerok halus dan dibuang kulit bagian luarnya agar tidak mengandung serat. Pastikan untuk memberi buah yang matang agar anak dapat mencerna dengan baik dan tidak sembelit.
Tahap MPASI selanjutnya adalah usia 8 bulan - 12 bulan. Pada tahap ini biasanya anak mulai tumbuh gigi. Awal tumbuh gigi biasanya gusi terasa gatal dan ia ingin mengunyah apapun yang ada di depannya. Biasanya orang tua akan memberikan teether, mainan berbentuk plastik bertekstur yang bisa membantu menghilangkan rasa gatal di gigi. Untuk membantu belajar mengunyah, berikan makanan yang teksturnya agak kasar.
|
Gambar dari:https://www.bigaigle.top/ProductDetail.aspx?iid=148584129&pr=38.88 |
Contoh MPASI pada tahap ini adalah bubur tim berupa beras yang awalnya disaring dengan saringan kasar, dan bertahap sampai tidak disaring. Selain beras, kita bisa mencoba kacang hijau, kentang dan umbi umbian atau gabungan dari beberapa bahan seperti beras dan kacang hijau, beras dan kentang dan lain lain. Pastikan bubur tim betul betul empuk. Bubur tim dimasak bersama bayam, brokoli, wortel, kentang atau sayuran lainnya. Untuk protein kita bisa menambahkan tahu dan tempe.
Agar tidak berbau amis, saya biasa memasak protein hewani seperti hati, telur dan ikan secara terpisah. Cara ini juga membuat makanan lebih awet dan tidak terbuang percuma jika anak tak dapat menghabiskan makanannya.Sedikit tips dari ibu saya untuk menambahkan sedikit bawang merah agar anak mulai mengenal bumbu, juga agar lauk pauk tidak terasa bau dan menyebabkan rasa mual. Bawang merah juga baik untuk mencegah kembung pada anak. Selain makanan pokok, kita juga sudah mulai bisa mengenalkan makanan selingan seperti biskuit bayi, puding, segala makanan lembut yang mengandung susu dan keju, buah matang seperti pepaya, apel dan lain lain.
Setelah tahap ini anak akan diajar makan nasi tim dengan sayuran dan sedikit lauk pauk yang empuk. Pilihan makannya sudah lebih bervariasi. Biasanya ibu ibu sudah agak bernafas lega pada tahap ini.
Memberi MPASI Tidak Selalu Mudah
Memberi MPASI kadang tidak semudah membalik telapak tangan. Saya pernah mengalami kesulitan memberikan MPASI pada salah satu anak saya. Dia betul-betul menutup mulutnya ketika diberi MPASI mulai usia 6 bulan. Hal ini berlangsung terus hingga masa ASI selesai. Saya sudah mencoba berbagai macam resep dan jenis makanan untuk mengetahui apa makanan yang disukainya. Selain disaring, saya juga sudah mencoba memberikan aneka jus yang langsung dapat ditelan. Tapi semuanya gagal.
Pernah saya menduga ia mengalami masalah pencernaan walau ketika saya periksa, proses pengeluarannya baik baik saja. Saya juga sudah mencoba konsumsi jamu seperti kunyit ketika menyusui untuk memperbaiki pencernaannya. Tapi segala yang saya lakukan tidak memberi pengaruh apa apa. Masalah ini tidak dapat selesai sampai dia lebih dari usia Balita, dia masih sulit makan. Sampai sekarang ia masih berusaha keras untuk makan nasi sayur dan buah serta lauk pauk. Yang paling disukainya adalah susu dan segala olahannya, tapi selain itu, pilihannya sangat terbatas.
Ketika ia mulai menginjak remaja, ia mulai bercerita mengapa ia tidak mau makan. Katanya ia mengalami masalah dengan serat, tidak suka dengan rasa sayuran, tidak suka dengan bau yang amis, sulit dan lama mengunyah makanan serta mengalami kesulitan untuk menelan makanan. Jika makanan diberikan dalam bentuk jus, rasanya jadi aneh dan tidak enak. Ia juga kesulitan menelan jus kental dan mudah tersedak ketika menelan dalam jumlah yang banyak. Rupanya ia sangat sensitif dengan rasa, bau dan tekstur makanan juga memiliki masalah dalam mengunyah dan menelan makanan.
Jadi, selain memilih resep MPASI yang tepat, membuatnya betul-betul halus, tidak berserat, memastikan rasa dan bau makanan yang enak (setidaknya untuk kita), kita juga perlu memperhatikan bagaimana cara anak mengkonsumsi MPASInya. Apakah ia dapat mengunyah dan menelan makanan dengan baik? Jika ia mengunyah makanan dalam waktu yang cukup lama, mungkin ada masalah dengan proses mengunyah dan menelan makanan. Potong makanan kecil kecil dan berikan dalam jumlah sedikit. Jika masih sulit mengunyah dan menelan makanan, kita bisa berkonsultasi ke dokter spesialis anak.
Sekarang, anak saya yang sulit makan sudah bisa memasak sendiri makanannya. Dari sisi positif, karena lidah dan penciumannya sensitif, ia selalu berhasil membuat masakan dan kue yang enak.
Alternatif Resep MPASI
Di bawah ini ada resep MPASI untuk usia kurang lebih 8 bulan ke atas yang dapat dicoba. Puding Pie Labu Kuning. Labu kuning dan umbi-umbian lokal sangat baik untuk anak. Jika tidak ada biskuit dan butter, bisa membuat lapisan atasnya saja. Jika tidak ada labu kuning, bisa diganti dengan ubi jalar aneka warna atau pisang. Untuk anak usia 20 bulan ke atas bisa ditambahkan coklat putih atau keju untuk menambah rasa.
|
Puding Pie Labu Kuning |
Puding Pie Labu Kuning
Bahan Pie Crust:
- 100 gr biskuit bayi
- 80 gr butter
- Campur semua bahan, letakkan ke atas loyang, masukkan ke dalam kulkas
Bahan puding:
- 150 gr labu kuning, kukus hancurkan dan saring, buah ampas dan seratnya
- 300 ml susu cair
- 200 ml air
- 1 sdm susu bubuk
- 100 gr gula pasir
- 4 gr agar agar
- 1 sdm peres tepung maizena
- sejumput garam
Masak semua bahan hingga meletup letup, tuang ke atas pie crust. Simpan ke dalam kulkas. Hias sesuai selera, sajikan dingin
Kudapan ini saya buat setelah anak anak sudah tidak ada lagi yang membutuhkan MPASI, tapi rasanya enak dan tetap disukai mereka.
Tips Memberi MPASI Untuk Anak
- Buat daftar makanan yang dapat dikonsumsi oleh anak, coba satu persatu dalam bentuk MPASI. Jangan lupa untuk menyusun menu yang beragam agar anak mengenal berbagai jenis makanan dan tidak bosan. Kenalkan bumbu seperti daun salam dan bawang merah yang selain bermanfaat, juga memberi pengenalan rasa bumbu kepada anak. Tambahkan kaldu protein alami buatan sendiri jika suka.
- Jika mulai mengenalkan protein hewani, buat dalam wadah terpisah agar tidak terasa eneg dan tidak cepat basi. Persiapkan diri ibu untuk menghabiskan sisa makanan anak jika tidak ingin membuang makanan.
- Berikan sedikit demi sedikit pada anak, bisa dimulai dengan 1 sendok kecil. Jika mampu menghabiskannya, jumlah bisa ditambah sedikit demi sedikit. Berikan jeda dengan minum air putih dalam sendok.
- Lakukan pengamatan apakah ia sudah bisa menelan makanan dengan baik, apakah tersedak atau tidak. Jika masih tersedak, perhatikan makanan yang diberikan, apakah terlalu banyak, berserat atau mudah tergelincir dalam kerongkongan. Perhatikan juga sistem pembuangannya, apa sudah bekerja dengan baik.
- Buat suasana menyenangkan baik untuk ibu dan anak. Bayi yang sulit menghabiskan MPASInya kadang bisa dialihkan perhatian dengan membaca buku, melihat pemandangan, mendengar musik, dan lain lain. Kalau ia tidak lengah, dan selalu menutup mulutnya, jangan putus asa, akan ada jalan untuk menyelesaikannya. Masih ada cara untuk memenuhi kebutuhan gizinya, jika tidak mau MPASI, tambahkan melalui ASI atau susu formula.
- Jika ada gejala sulit menelan, pencernaan, atau anak masih menolak makanan, kita bisa membawa ke dokter spesialis anak untuk memeriksa bagian pencernaan dan bagian kerongkongannya