Senin, 04 November 2013

Berbagai Cara Memanggang Bika Ambon Tanpa Oven Khusus Bika Ambon

Makanan yang banyak terdapat di Medan ini awalnya dibuat denagn menggunakan tuak, tapi lama lama ada juga yang memodifikasi resep ini denagn menggunakan ragi. Kue ini banyak menggunakan tepung sagu bukan terigu sebagai bahan tepunng utama. Jumlah telur yang dipakai pada makanan ini cukup banyak dan hanya menggunakan kuningnya saja sehingga jika kita ingin membuatnya sebaiknya pertimbangkan juga bagaimana cara menghabiskan bagian putih telurnya.

Bika ambon yang dijual di toko kue cukup enak dan empuk rasanya. Walaupun kue ini dibuat dari tepung sagu tapi rasanya berbeda dengan ongol-ongol yang kenyal dan agak keras. Tekstur bika ambon lembut dan berlubang-lubang sehingga kue ini terasa empuk. Hal ini disebabkan oleh kuning telur yang menimbulkan tekstur lembut serta ragi yang menyebabkan kue bika ambon berserat atau berlubang lubang.

Lubang atau serat pada bika ambon ini berhasil dibuat jika kue ini mendapatkan ragi yang baik, cara fermentasi yang tepat dan cara memanggang yang tepat. Adonan kue harus mendapatkan panas yang banyak tapi juga membutuhkan kontak dengan udara langsung. Cara memanggang ini sudah disebutkan dalam resep bika ambon, kalau kita menggunakan oven biasa, si oven harus dibuka agar bika ambon dapat membentuk serat yang baik. Saking seriusnya pembuat bika ambon, banyak di antara pembuat bika tersebut yang menggunakan oven khusus agar kue bikanya dapat menghasilkan kue yang baik.
Bika ambon yang masih menggunakan putih telur dimasak di atas panci berpasir

Saya belum pernah mencoba oven khusus bika ambon tapi saya pernah mencoba beberapa cara memanggang. Beberapa cara memanggang yang pernah saya coba adalah:
  • Oven gas dengan pintu agak terbuka. Alhamdulilah berhasil, bika berserat denagn baik, Tapi saya agak kuatir denagn cara seperti ini saya bisa memboroskan gas dari oven.
  • Oven tangkring dengan cara seperti di atas (pintu oven dibiarkan terbuka), berhasil, bika berserat
    Bika dipanggang di loyang martabak

  • Cetakan kue lumpur dan martabak, berhasil, tapi kuenya tidak setinggi bika yang biasa dijual di toko kue.
  • Panci yang diisi pasir di dalamnya. Ada yang berhasil ada yang tidak. Ukuran panci tinggi  (kurang lebih 4 kali tinggi adonan) dan berpantat tebal berhasil walaupun mengorbankan pantat panci saya. Suhu di dalam panci sangat panas karena titik didih dan leleh pasir yang lebih tinggi dari air, panci menjadi sangat panas, dalam keadaan panas tersebut panci saya letakkan di tanah yang dingin dan lembab. Setelah itu sambungan antara kedua logam di pantat panci tersebut lepas.....
Bika di atas panci berpasir
Bika ambon berserat di panci berpasir yang sudah matang
  • Pernah saya mencoba lagi dengan panci besi lainnya yang ukuran tingginya lebih kecil namun kurang berhasil. Dugaan saya karena tinggi panci yang kecil maka udara panas yang dapat matangkan bika lebih sedikit. Begitu panci dibuka sedikit, udara panas di dalam tambah berkurang. Udara dingin yang berasal dari luar panci menyebabkan panci menjadi kurang panas dan adonan sulit untuk matang terutama bagian atas. Setelah menunggu lebih dari satu jam akhirnya matang juga, namun kue bika masih agak basah di atas dan gosong di bawah. Setelah itu saya belum mencoba lagi cara memanggang bika yang lain.
Kue bika ambon tanpa putih telur terlihat lebih kuning, dipanggang dalam oven gas
Yang belum saya coba:
Pada link ini kita bisa mendapatkan cara memangngang kue bolu denagn meletakkannya di atas cobek. Ide ini mungkin bisa dicoba untuk memanggang bika ambon jika kita tidak memiliki panci tebal yang dapat dialasi denagn pasir karena intinya menempakan adonan bika ke dalam api yang sangat panas agar terbentuk banyak gelembung udara pada adonan.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar