Sebuah catatan berkreasi di dapur seperti uji coba resep, kreasi resep, tips, perawatan alat dapur, cara memilih bahan makanan, cara memproses dan menghidangkan makanan agar jadi enak, halal dan baik untuk keluarga.
"Bu aku mau bikin bekal dong, tapi yang lucu lucu gitu bentuknyaa", itu kata anak saya yang berusia 9 tahun. Kalau ibu nggak mau bikinin nggak apa apa, aku mau coba bikn sendiri". Anak anak kalau sudah punya keinginan, ya begitu lah, gigiiih. Saya pribadi sebenernya malas membaut bekal yang cakep- cakep.. terpikir kalau bikinnya sulit, lama padahal makannya cuma sebentar aja.. sepertinya antara hasil dan usaha tidak sepadan.. tapi demi menyenangkan si kecil, akhirnya saya mencoba juga. Bekal roti kelinci di atas dibuat oleh anak saya. Roti isi keju yang dibentuk kelinci denan aneka sayuran di sebelahnya. Roti bun ini adalah roti sisa yang jadi kudapan di hari sebelumnya. Semua bentuk dibuat dengan tangan, tanpa cetakan termasuk bagian Nori. coba saja dilihat, bentuk hatinya masih kaku, bergierigi dan kasar. Jauh banget dari yang biasa dilihat di Pinterest. Tidak apa apa.. Yang penting dia senang membuatnya sendiri.
Yang bentuk anak ayam ini saya yang coba membuatnya. Berseluncur di internet berjam jam hanya utnuk membuat ini.. hasilnya.. ya begitulah.. ternyata suliiiit. Mulai dari memotong benda benda kecil seperti mata, paruh dan jambul.. aduh hampir nangis dulu bikinnya.. akhirnya pasrah.. kesempurnaan jadi prioritas ke 2.. yang penting jadi dulu, cari pengalaman dulu.. Apalagi bahannya sederhana, saya buat jambul dari potongan tomat dan paruh dari cabe, warnanya sama sama merah. Padahal kalau dari kombinasi warna, paruh sebaiknya berwarna kuning dari jagung manis, sehingga hasilnya lebih penuh warna. Anak ayam dari telur puyuh ini diletakkan di atas donat keju yang memang makanan kesukaan anak saya. Enggak apa apa, yang penting tidak mubazir, begitu kata saya menghibur diri. Kalau sayuran di sebelahnya memang cuma pelengkap biar lucu. Tapi hasilnya kurang maksimal karena buah naga yang dibentuk bulat terlihat luntur ke atas labu kukusnya..
Nah kalau ini ceritanya mau bentuk bayi.. tapi kenapa sudah jadinya saya seperti melihat mayat ya.. ? aduh aduuh, anak saya malah bilang ini tentara kok pake selimut bayi bu.. padahal ini sudah coba nyontek dari Pinterest juga lho.. Ya sudahlah yang penting bekal ini dihabiskan oleh anak saya dengan lahap.
Bekal panda ini kembali anak saya yang buat.. sama, inspirasinya dari Pinterest dan Google. tapi masih jauuh banget dari yang diharapkan. Kami memang memotong manual semuanya tanpa cetakan, jadi hasil potongannya agak kasar. Karena tidak ada nori, utnuk membuat mata dan telinga kami memakai coklat cair. Tau kan, kalau coklat cair nempel ke roti bisa mbleber ke mana mana, jadi berantakaaan.. Kalau lubang di celana memang dicetak pakai sedotan yang keras, jadi lumayan..
Kalau yang di contoh, sepertinya mereka memakai cetakan dan pemotong khusus, makanya bisa rapi. Bayangkan, ini semua kamu potong secara manual dengan waktu cukup lama, tapi hasilnya berantakan.. dalam hati saya mengeluh juga.. tapi sekali lagi menghibur.. biarlah, ini belajar kesabaran.
Kalau ini sekali lagi menunya donat keju, dikasih hiasan biskuit coklat dan keju slice yang diiris. Tidak pakai cetakan lagi, kecuali bentuk hati pakai cetakan karena kebetulan ada cetakan kue kering berbentuk hati.
Ini nasi goreng yang dibentuk, maunya seperti burung hantu.. tapi jadinya ya beginilah.. kuping dan sayap dari tomat, kaki dan paruh dari wortel, warna nasinya juga coklat.. betul betul tidak ada kombinasi warna yang tepat, kesannya membosankan kalau menurut saya.. beruntung ada warna kuningsedikit dari telur dadar dan jagung jadi agak meriah. Semua lagi lagi manual, lihatlah geriginya..
Kalau landak ini yang bikin anak saya.. rajin sekali dia.. Ini roti coklat berbentuk landak. Durinya dipotong manual denagn tangan... bayangkan, sulit dan lama sekaliiii.. tapi dari semua bekal di atas, ini yang paling cantik bentuknya..
Ketika
saya sedang menggiling kacang tanah panggang dengan gilingan kering
Philips Cuccina HR 7640, tiba tiba tercium bau gosong. Dengan rasa
tak nyaman, saya segera hentikan gilingan dan memeriksa apa yang
terjadi. Tidak ada kerusakan yang dapat dilacak dengan mata. Kacang
saya terlihat baik baik saja, dan penggilingannya tidak ada bekas
gosong atau kerusakan lainnya. Tapi saya segera menghentikan kegiatan
menggiling kacang ini dan melanjutkan kegiatan masak di dapur.
Riwayat Blender Philips Cuccina di Dapur
Blender Philips Cuccina ini sudah belasan tahun membantu saya
mengerjakan pekerjaan dapur, membuat aneka jus baik jus buah ataupun
jus bumbu serta jus daun daunan seperti daun suji untuk pewarna
makanan. Gilingan kering saya pakai untuk menghaluskan kacang tanah
panggang dan aneka bumbu seperti merica ketumbar dan kemiri goreng.
Frekuensi pemakaian Blender Philips Cuccina cukup tinggi walaupun
tidak setiap hari. Namun karena takut kejadian itu terulang kembali,
akhirnya untuk sementara Philips Cuccina HR 7640 ini tidak dipakai.
Blender Philips Cuccina ini satu paket dengan Food Processor yang
hanya bisa dipakai bergantian.
Food Processor Philips Cucina HR 7640 yang sudah tak ada di pasaran
Ada sebuah ‘belt’ seperti rantai
sepeda yang menghubungkan keduanya dan berhubungan dengan 1 motor
yang dapat memutar kedua poros tersebut. Tapi keduanya tidak dapat
berputar bersama sama. Di tengahnya ada pengaman yang menahan 1
bagian poros jika bagian lainnya bergerak.
Kalau Food Processor Philips Cuccina HR 7640 ini memang sudah
lama rusak. Porosnya patah dan tidak bisa berputar lagi.
Penyebab
patahnya poros diduga karena kapasitas pemakaian yang di atas
kapasitas yang diizinkan. Waktu itu saya sering memakainya untuk
membuat bakso ikan tanpa sempat menimbangnya terlebih dahulu.
Walau poros Food Processornya sudah patah, tapi blendernya masih
sangat bagus dan bekerja sampai belasan tahun sesudahnya. Jadi
blendernya tidak terpengaruh dengan kerusakan Food Processor karena
masing masing memiliki poros sendiri.
Membongkar Philips Cuccina
Akhirnya blender Philips Cuccina HR 7640 ini dibongkar. Proses
membongkarnya tidak terlalu mudah karena bagian sekrupnya menjorok ke
dalam dan tidak dapat dibuka dengan obeng biasa. Bagian sekrup
berbentuk bintang kecil. Setelah bagian ini dibuka, pada bagian dalam
ada pelat yang sulit untuk dibongkar. Tidak bisa dibuka dengan
obeng, tapi harus dengan 2 tang khusus. Setelah berhasil dibongkar
kita dapat melihat bagian dalam dari blender tersebut.
Di sana ada bagian sikat motor yang biasanya perlu diganti karena
terus bergesek selama dipakai. Namun ternyata sikat ini baik baik
saja. Sikat motor blender ini termasuk sulit diganti karena berada di
bagian dalam.
Sikat motor di dekat komutator dan poros
Bagian dalam ternyata bersih, tidak ada bekas terbakar
dan gosong. Pada penutup bagian dalam terlihat ada bekas tetesan air
yang sudah berwarna coklat. Mungkin ada air yang masuk ke dalam celah
ketika blender dipakai. Memang terlihat kotor, tapi itu tidak membuat
blender menjadi terbakar. Karena tidak ada tanda tanda komponen yang
rusak, akhirnya blender ini dipasang kembali. Sebelumnya poros sempat
diberi minyak mesin agar lebih lancar berputar.
Mencoba Philips Cuccina yang Sudah Dibongkar
Karena masih penasaran, akhirnya Blender tersebut saya coba dalam
keadaan kosong. Dan.. ketika berputar, Blender ini mengeluarkan suara
yang mengerikan. Saya tidak sempat mengukur berapa desibel intensitas
suaranya, tapi jelas sudah membuat telinga terganggu. Suara menjerit
jerit dari Blender ini segera saya hentikan. Karena penasaran,
beberapa saat kemudian saya kembali mencobanya, ternyata suaranya
tambah seram. Ada sedikit bunyi gesekan di sana yang membuat saya
takut. Ternyata bagian bawah tabung blender yang mengalami kontak dengan mesin luar ada yang tergesek. Bagian ini juga terasa panas.
Terlihat ada plastik yang tergerus karena gesekan
Setelah diamati,
rupanya penyambung poros yang ada di bawah tabung blender ini sudah longgar, tidak menempel dengan
rapat pada tabungnya.
Dudukan yang harusnya menempel dan tidak bergerak
Dudukan bisa ditarik dan tidak kembali pada posisi semula
Mungkin ini penyebab bagian ini jadi tergesek. Gerakan memutar yang cepat ini menimbulkan
gesekan dengan intensitas suara yang cukup tinggi dan membuat
penyambung poros yang terbuat dari plastik ini tergerus.
Ketika saya mencoba gilingan kering, gilingan ini masih bekerja
dengan baik, bahkan suaranya lebih halus dan berputar dengan lancar.
Mungkin karena porosnya sudah diberi minyak mesin. Saya kembali
melihat poros bagian bawah gilingan kering. Porosnya masih rapat
menempel dengan tabung dan tidak bergerak.
Review Philips Cuccina
Blender Philips Cuccina, mesinnya memang hebat. Belasan tahun
dipakai dan sampai saat ini masih berfungsi dengan baik. Tapi
ternyata ada bagian bukan mesin yang lebih mudah rusak, bagian antara
poros dan tabungnya. Pemakaian berulang ulang yang intensif membuat
poros bagian bawah tergerus dan tidak menempel rapat pada tabung.
Dalam kondisi seperti ini masih bisa bekerja, cuma jika terkena
bagian plastik dan bergesek, akan menimbulkan suara bising dan
menggerus bagian plastik penyambung poros.Dan ternyata blender ini benar benar ingin pergi karena secara tidak sengaja saya menjatuhkan bagian tutup plastiknya yang langsung retak dan terbelah. Plastik ini awalnya agak lentur, tapi lama kelamaan menjadi getas dan mudah patah.
Plastik mudah retak dan pecah
Plastik penutup bisa dilem atau dilakban, tapi kalau bagian bawah tabung yang aus memang harus diganti.
Seandainya bagian tabung ini ada suku cadangnya, mungkin blender ini
masih bisa berfungsi. Namun ketika saya mencoba mencari tabung
blender ini di Tokopedia, saya tidak menemukannya. Mungkin karena
sudah model kuno atau karena sulit menemukan benda yang terdiri dari
food processor dan blender. Namun setidaknya gilingan kering masih
bisa dipakai dengan baik.
Tips
Sedikit tips dari saya yang sudah belasan tahun memakai Blender Philips Cuccina yang dapat menjadi pertimbangan ketika memilih blender idaman:
Merk Philips memang sudah terkenal bagus kualitasnya. Belasan tahun dipakai, mesin tidak pernah rusak walaupun pemakaiannya termasuk sembarangan dan sering terburu buru karena kejar waktu memasak untuk keluarga di rumah. Walaupun tidak dipakai secara cermat dan dirawat dengan baik, blender Philips Cuccina ini tetap awet. Bahkan sampai tabungnya rusak, mesinnya masih bisa diandalkan. Sayangnya komponen pelengkap lain seperti tabung dan bagian plastik lain cukup rawan. Bagian bawah tabung yang berhubungan dengan mesin pemutar bisa longgar dan tergerus sehingga tak dapat dipakai lagi. Jadi ketika membeli blender, kita juga harus memperhatikan komponen lainnya, seperti tabung, penutup plastik, dan lain lain. Kalau bisa pilih benda yang umum dipakai agar tidak sulit mencari suku cadangnya, atau lebih baik lagi kalau menyisihkan sedikit uang untuk membeli suku cadang yang mungkin diperlukan seperti tabungnya.
Merawat blender dan memakai sesuai dengan petunjuknya sangat penting dilakukan. Perhatikan kapasitas dan jenis benda yang dapat diblender. Pada awal pemakaian,saya memakai blender untuk membuat jus kelapa agar dapat diperas santannya. Ketika itu suara blender agak aneh sehingga saya menghentikan kegiatan memblender kelapa ini. Untuk benda berserat panjang seperti daun suji, potong potong dulu sebelum masuk ke dalam blender agar bagian panjang tidak tersangkut di dasar dan menimbulkan momen tambahan pada poros yang mungkin dapat menimbulkan gesekan sehingga poros menjadi longgar jika ini terus dilakukan.
Waspadalah jika sudah terdengar suara aneh ketika blender bekerja atau mungkin bau gosong. Kerusakan tidak harus terjadi pada mesin atau komponen elektronik di dalamnya, bisa juga terjadi karena adanya gesekan seperti kasus blender saya di atas.
Menyiapkan alat alat membongkar barang rupanya banyak gunanya untuk melihat bagian dalam mesin yang digunakan untuk memasak.
Saya menemukan ini ketika sedang berbelanja di toko kelontong terdekat. Bentuknya bujur sangkar dengan warna coklat buram. Sekilas benda ini terlihat keras, sama sekali tidak menarik. Beberapa potong sagu ini dibungkus dalam kantong plastik buram.
Siapa yang sangka benda kotak berwarna coklat buram ini ternyata bisa diolah menjadi kudapan yang enak dan sehat. Benda kotak ini bernama Sagu Ambon yang berasal dari sagu. Sagu termasuk makanan yang mudah dicerna tubuh dan cocok untuk penderita alergi gluten. Ini bisa menjadi alternatif kudapan non gluten. Cara membuat bubur ini juga cukup mudah.
Saya sudah pernah mencoba beberapa olahan tepung sagu, tapi tidak pernah yang seperti ini. tepung sagu berbentuk butiran halus dengan warna putih, ada juga yang warnanya putih semu kecoklatan. Apakah kotak sagu ini bisa diolah menjadi tepung? sebaiknya tidak, karena akan sulit menghancurkannya. Apakah bisa diolah menjadi Bolu? terus terang saya belum mencobanya. Silahkan kabari di kolom komentar jika ada yang pernah membuat cake atau puding dari sagu ambon ini.
Sagu berbentuk kotak dengan tekstur kasar dan kering ini dapat disimpan berbulan bulan dan tidak berjamur. Jadi jangan ragu untuk memasaknya jika sudah menyimpan benda ini selama lebih dari 1 tahun, selama tidak ada jamur, Insya Allah akan aman dikonsumsi.
Cara mengolah kotak sagu keras ini menjadi bubur adalah dengan merendamnya dalam waktu beberapa jam. Kalau sudah terlalu keras, biasanya saya merendamnya dalam waktu 1 hari, namun jangan lebih dari satu hari karena dikuatirkan ada jamur atau bakteri lain yang tumbuh. Setelah direndam, dia akan hancur. Biasanya tidak semua bagian langsung hancur, kadang masih ada beberapa gumpalan keras. Kalau tidak ingin gumpalan ini terbuang, kita dapat mengambilnya dan menghancurkannya dengan ulekan.
Setelah itu kita dapat merebusnya dengan pandan dan sedikit garam. Panas juga dapat membantu proses penghancuran gumpalan tadi. Setelah mendidih, kita dapat menyaring bagain yang masih menggumpal dan membuangnya. Hasil saringan dapat dicampur dengan gula merah, santan dan direbus kembali dengan menambahkan air matang sampai gula cair. Proses memasak sagu menjadi bubur terus berlangsung dengan api kecil hingga gula meresap ke dalam bubur, kurang lebih 15-20 menit. Jangan lupa untuk terus mengaduk dan memperhatikan bubur ketika sudah mendidih karena bagian bawah bubur akan menjadi gosong jika tidak sering diaduk.
Bubur ini bisa dimakan begitu saja dengan santan atau dicampur dengan jagung manis, sagu mutiara, pisang dan lain lain sesuai selera.
Di bawah ini adalah salah satu resep bubur sagu yang pernah dibuat di rumah. Saya memakai santan instan agar proses memasak lebih mudah dan cepat.
Bubur Sagu Jagung Manis
Bahan Bubur:
1 bks sagu ambon (100 gr)
500 ml air
80 gr gula palm atau gula merah
50 ml Santan instan
1 buah jagung manis ukuran kecil, pipil.
1 buah daun pandan
Rendam sagu ambon dalam air hingga mengembang. Masak dengan gula, pandan, jagung manis dan Santan instan hingga bubur meletup letup. Saat bubur baru matang akan terlihat agak encer, namun bubur ini akan bertambah kental ketika dingin.
Hidangkan dengan Saus putih. Bahan saus putih:
100 ml Santan instan
sejumput garam
1/2 sdm gula pasir
200 ml air matang
1 lembar daun pandan
Masak bahan saus hingga matang.
Bubur ini enak dimakan dalam keadaan hangat ataupun dingin. Rasanya lembut dan manis cocok sebagai makanan selingan di sore hari atau pengganjal perut sementara menunggu waktu makan siang.