Rabu, 13 September 2017

Beberapa Contoh Tomat Yang Dapat Dipakai Untuk Memasak


Dulu awal awal belajar memasak.. saya sama sekali tidak tau kalau tomat memiliki jenis yang sangat banyak dan berbeda beda. Tapi pelan pelan saya mulai mengenal tomat ceri, tomat yang biasa dipakai untuk sambal dan tomat yang biasa dipakai untuk dijus dan lain lain.

Sumber dari Wikipedia


Tomat ceri berbiji banyak dan rasanya sangat asam. Cocok untuk dibuat sambal terasi dengan bawang mentah.
 
Tomat untuk di jus


Tomat untuk dijus sangat berair cocok untuk dijadikan minuman. Sepertinya tomat mengandung gula, air dan serat dengan komposisi yang berbeda beda dengan perbandingan daging buah dan biji yang berbeda pula. Tomat untuk jus rasanya manis dan banyak air, tapi tomat seperti ini kurang cocok untuk dijadikan saus tomat karena air yang banyak itu harus dikeringkan sehingga agak boros energi ketika memasaknya. Untuk sambal sesuai selera saja, ada yang suka rasa asam, ada yang rasa manis gurih. Tomat mengandung glutamat yang cukup banyak sehingga dapat dijadikan bahan penyedap alami pada nasi goreng, sup, lauk, dan lain lain. O ya, ada juga tomat yang  cocok untuk hidangan salad. Biasanya kulitnya agak tipis, tapi bijinya sedikit dan dalamnya empuk untuk dikunyah.



Foto-foto tomat ini adalah tomat yang saya peroleh dari tetangga yang memiliki kebun tomat non pestisida. Rasanya enak, gurih dan berair banyak. Tetangga saya menyarankan agar tomat ini dibuat jus tomat karena berair dan manis rasanya.


Sebagian saya coba utnuk campuran mie goreng, sebagian lainnya untuk saus tomat. Rasanya tetap enak.

Minggu, 10 September 2017

Beberapa Cara Menikmati Buah Lokal Sebagai Kudapan Anak Setiap Hari



Jika ada dua pilihan, buah lokal dan buah import, saya selalu memilih buah lokal. Menurut saya, buah lokal rasanya lebih manis dan lebih segar. Contohnya pisang, jeruk dan apel yang berasal dari dalam negeri memiliki varian rasa yang lebih banyak dibanding buah import. Buah apel tidak hanya terasa manis, tapi juga ada sedikit rasa asam. Buah buahan lokal terasa lebih banyak mengandung air dibanding buah import. Buah import yang pernah saya cicipi terasa manis, kering dan agak pahit di lidah saya. 

Banyak sekali sumber yang mengatakan mengkonsumsi buah lokal lebih baik dibandingkan buah import. Buah lokal tersedia sesuai dengan musim. Buah pada musim panas berbeda jenisnya dengan buah pada musim hujan. Konon, tubuh kita membutuhkan nutrisi yang tepat dan sesuai dengan musim. Ketika musim panas misalnya, buah yang tersedia adalah buah musim panas seperti mangga atau rambutan. Buah buah ini yang  paling cocok untuk dikonsumsi oleh tubuh. Tentu saja ada beberapa buah yang selalu ada dan tidak terpengaruh pada musim seperti buah pisang, pepaya, jeruk dan lain lain. Buah seperti ini aman dikonsumsi setiap saat. Selain itu buah lokal jauh lebih murah dibanding buah import. Apalagi jika buah tersebut dijual pada musimnya. Harga 1 kilo buah  import mungkin bisa menjadi 2 atau 3 kilo buah lokal dengan jenis buah yang hampir sama. 

Buah lokal juga memiliki rantai distribusi yang lebih pendek dibandingkan buah import. Mungkin itu sebabnya buah lokal lebih segar. Untuk mempertahankan kesegaran buah import, terkadang buah import  ini diberi zat tambahan agar dapat dikonsumsi dalam waktu yang lama. Kita tidak tahu apakah zat ini aman dikonsumsi dan sudah lolos dari pemeriksaan kesehatan di negara pengirimnya.
Hampir setiap hari kami selalu mengusahakan konsumsi buah buahan sebagai makanan selingan karena buah segar mengandung banyak nutrisi dan dapat disajikan dengan cepat dan mudah. Pisang Cavendish adalah salah satu buah yang hampir selalu ada di rumah. Pisang Cavendish dari Sunpride adalah buah pisang yang mudah didapat di toko buah atau supermarket. Agar tidak susah lagi memilih pisang yang baik, kalau Pisang, Pasti Sunpride. Pisang Cavendish Dari Sunpride banyak dianggap sebagai buah import, padahal pisang ini  ditanam di kebun yang ada di Lampung. Kesan tersebut muncul karena kulit pisang yang mulus, rasanya yang manis dan warnanya kuning cerah. Kulitnya yang mulus dikarenakan perawatan yang maksimal mulai dari pemilihan bibit dan pengemasannya.

Biasanya pisang ini dimakan begitu saja sebagai makanan selingan sehabis belajar, bermain berolah raga dan lain lain.  Sebagai pendamping pisang, biasanya saya membuat coklat hangat sebagai muniman. Makanan selingan ini cukup memberikan energi tambahan bagi kami agar dapat terus beraktivitas.




Pisang Cavendish juga dapat dimakan dengan taburan meses, kacang giling atau keju, dicelup ke dalam coklat blok, dimakan dengan havermut, dibuat menjadi smoothie, dimakan dengan yogurt dan potongan biskuit.

Selain dimakan begitu saja, pisang dapat dibuat menjadi aneka kudapan yang lezat seperti Brownies, roti, cake, pisang molen, serta kue kue tradisional seperti nagasari, dan lain lain. Menggunakan pisang sebagai bahan tambahan pada kue seperti roti dan brownies memiliki banyak manfaat antara lain:
  • Kita tidak perlu menambahkan gula terlalu banyak karena rasa manis bisa didapat dari gula buah.
  • Cake dan roti akan terasa lebih lembut dan lembab karena pisang mengandung air yang dapat berfungsi melembabkan kue.
  • Kue yang terbuat dari pisang memiliki rasa dan aroma yang unik dan lezat.
Roti pisang pada foto ini dibuat oleh anak anak dari bahan roti dan pisang yang dihaluskan. Hasilnya roti menjadi lebih empuk dan lembab serta memiliki bau harum yang berasal dari pisang.

Selain untuk konsumsi sendiri, kue dengan bahan dari pisang ini bisa juga menjadi oleh oleh atau hadiah Seperti Banana Pandan Chiffon Cake di bawah ini.
 

Resep Banana Pandan Chiffon Cake:
  • 4 butir telur pisahkan kuning dan putih telur
  • 2 buah pisang Cavendish, haluskan, saring dan buang seratnya
  • 143 gram terigu
  • 30 ml air berwarna hijau yang terbuat dari daun suji dan daun pandan
  • 73 ml santan kelapa
  • 69 ml minyak goreng
  • 172 gram gula halus
  • 1/2 sdt garam
  • 1/2 sdt baking powder
  • Icing sugar untuk hiasan.

Cara membuat: 

  • Campurkan Terigu, garam, baking powder. Kocok kuning telur, 50 gram gula halus, hingga berwarna kuning pucat, masukkan santan kelapa dan air berwarna hijau dan pisang. Aduk rata. Campurkan ke dalam tepung terigu. Masukkan minyak goreng, aduk hingga adonan tercampur rata.
  • Siapkan loyang tulban dan panaskan oven hingga mencapai suhu 170 derajat. Kocok putih telur hingga berbuih, masukkan sisa gula halus sedikit demi sedikit. Kocok adonan hingga putih mengkilat dan kaku.
  • Campurkan sepertiga adonan putih telur ke dalam adonan telur, aduk menggunakan spatula. Lakukan hal yang sama hingga adonan habis. Masukkan adonan ke dalam loyang tulban, ketuk ketuk loyang untuk membuang gelembung udara. Panggang dalam oven suhu 170 derajat selama 10 menit, lanjutkan pemanggangan dengan suhu 150 derajat celsius hingga berwarna kecoklatan. Keluarkan cake yang sudah matang dari oven, letakkan loyang dalam keadaan terbalik selama 1 jam. Keluarkan cake dari dalam loyang.  Hias adonan menggunakan Icing sugar dan pisang. 
Jadi, banyak cara kan untuk menikmati buah Pisang Cavendish? Ayo kita makan buah lokal setiap hari.